Saiful Amim. Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 27 Maret 2014

Obat Diabetes Herbal

   Tanaman Ampuh Buat Diabetes


Nama Tanamanya Ruellia tuberosa L
Atau didesa namananya Pletekan yang biasa buat mainan anak-anak kecil jika bijinya dimasukin dalam Air maka bijinya akan pecah dan suaranya Pletek.
Tanaman ini banyak didesa-desa kaya rumput liar dimana pun ada banyak orang yang gak tau manfaatnya. Padahal Tanaman tersebut sangat bermanfaat untuk obat Diabetes. Berikut Tanamanya:







Cara pembuatanya juga mudah Berikut cara pembuatan obat Diabetes dengan menggunakan tanaman Pletekan/Ruellia tuberosa L
Alat & Bahan yg dibutuhkan :

1. Wadah yg biasa dibuat Mie instant, dapet info dari agan , lebih bagus kalau pake wadah yg terbuat dari tanah liat atau wadah masak yang buatan cina yg ada gambar bunga-bunganya. cuma bokap ane sendiri pake stainless steel. 

2.Daun-daun tanaman tersebut yang udah di cabut

3. Air matang atau air kran juga gapapa (soalnya nanti dimasak sampe mendidih juga) kalau bisa air matang ya gan .. dosisnya secukupnya gan, segelas besar

4. Daun-daunnya, harus cukup buat nutupin permukaan wadah. jadi daun yang diperlukan cukup banyak yah gan.

ini executionnya gan : 

1. Cabut daun-daun tanaman tersebut
2. Cuci dulu daunnya , pake air gan jgn pake sabun
3. Rebus daun-daun yang udah di cuci tadi,
4. Waktu airnya udah mendidih, matiin kompor

5. saring airnya , jangan minum sama daun-daunnya
6. air yang di minum itu segelas besar aja gan
7. daunnya dibuang 

Ingat yang digunakan Hanya Daunya saja. Jangan Bijinya. Bijinya Hanya Untuk mainan anak-anak.

Air ini diminum Pagi setelah sarapan , sama sebelum magrib

Untuk Informasi Obat

Cara Kerja Contactor, Relay & Timer.



Sebelum mempelajari lebih dalam mengenai Time Delay Relay (Timer), Thermal Over Load Relay (Tripper Over Load), Relay Contactor (Relay), dan Magnetic Contactor (Kontaktor), Sebaiknya kita mempelajari sistem kerjanya terlebih dahulu. agar mampu memahami suatu fungsi rangkaian kerja otomatis.



Relay dan Kontaktor (Relay and Magnetic Contactor)

Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua peralatan tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus listrik yang melaluinya.

Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada kekuatan untuk menekan tombolnya. Klik disini untuk mempelajari Tombol

Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO (Normally OpenBila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally CloseSebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.


Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.


gambar kontak internal pada Kontaktor

gambar kontak internal pada relay


Penyambungan sederhana rangkaian kontaktor:


Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber listrik.

Itulah yang disebut Rangkain Pengendali dan Rangkain Utama.

Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja.

Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar Timer di bawah ini.
Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO.

Sistem Intalasi Gas Medis


Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis pada sarana kesehatan.
Macam-macam Outlet Gas Medis:
1.     Sistem Oksigen (O2)
2.     Sistem Nitrous Oxide (N20)
3.     Sistem Karbon Dioksida (C02)
4.     Siatem Nitrogen (N2)
5.     Sistem Medical Compressed Air ( Air )
6.     Sistem Medical Vacuum (VAC)
7.     Sistem Pembuangan Gas Anesthesi (WAGD) 

      PIPA GAS MEDIS MENURUT STANDAR INTERNASIONAL
      Menurut Australia standar AS2896 : pipa tembaga tipe AS/NZ1571, 
Menurut standar HTM2022 : pipa tembaga tipe BSEN13348, 
Menurut standar NFPA99C : pipa tembaga tipe ASTM B819, 
Menurut Jerman standar : pipa tembaga tipe DIN13260.

Instalasi Gas Medis  terdiri dari beberapa bagian penting antara lain:
I.                       1.  Sentral Gas Medis
II.                     2. Box Valve & Alarm
III.                   3. Jaringan pipa Instalasi gas Medis
IV.                  4. Outlet Gas medical
V.                    5. Perlengkapan Outlet


I.  SENTRAL GAS MEDIS



Sentral Gas Medis, terdiri dari :
1.       Regulator
2.       Botol Gas Medis, Terdiri 2 Group (Group kanan & Group kiri)
3.       Manifold + valve
4.       Selang Pengisian (Lead Copper Tube)
5.       Safety valve
            Sentral Gas Oxygen terdiri dari dua bagian (Grup botol bagian kanan dan Grup botol bagian kiri) kedua bagian dipisahkan oleh middle valve induk (lihat di gambar sentral). Sentral gas oksigen misal berkapasitas 5 x 2 botol artinya 5 botol grup kanan dan 5 botol grup kiri yang dirangkai dengan memakai pipa tembaga tekanan tinggi, valvetekanan tinggi serta lead cooper tube tekanan tinggi pada masing- masing botol (lebih kurang tekanan gas dalam botol 150 Bar = 150 Kg/cm2 dan volume tabung masing-masing 6 M3). Kedua grup dihubungkan pada manifold dan regulator O2 dilengkapi dengan 2 buah valve yaitu valve induk sebelah kanan dan valve induk sebelah kiri yang berfungsi sebagai pengatur kerja sentral secara bergantian. Pada sentral Instalasi juga terdapat safety valve sebagai pengaman menghindari tekanan tinggi diatas 6 bar. Valve harus didesain dalam sistem 4 baut, berbadan perunggu, berpenutup ganda, berujung penuh, bertype bola menyatu dengan pengaman teflon (TFE) dan segel Viton, cincin kemas “O”, bola perunggu yang disegel langsung, bukti pemadaman batang, bertekanan sampai 4137 kPa (600 psig). Valve harus dioperasikan hanya oleh sebuah pengungkit dengan arah seperempat dari posisi buka penuh ke posisi tutup penuh. Semua valve harus dilengkapi dengan tipe “K”yang  telah dicuci dan dilumasi untuk perluasan pipa tembaga pada tepi kedua inlet dan outlet dari ujung valve sebagai fasilitas instalasi.  Valves  harus didesain seperti itu agar dapat “berputar keluar” selama insatalasi untuk mencegah terjadinya kerusakan selama operasi tembaga. Sebuah label menunjukkan kesesuaian gas dan nilai tekan yang harus terpasang pada masing-masing valve. Valves  harus didesain seperti itu agar dapat “berputar keluar” selama insatalasi untuk mencegah terjadinya kerusakan selama operasi tembaga. Sebuah label menunjukkan kesesuaian gas dan nilai tekan yang harus terpasang pada masing-masing valve. Setiap valve harus telah dicuci dan dilumasi untuk oksigen dan perluasan pipa yang terpasang  pada kedua ujungnya. Dan dinyatakan lulus test tekanan oleh UL dan CSA. Rangkaian sentral ini terdiri dari kerangka besi, manifold dari stainless steel, valve dan pipa tembaga masing-masing botol diikat pada dudukan besi dengan rantai.
           Kerja sentral ini bergantian kedua bagian sentral bekerja bergantian dilakukan secara manual, apabila bagian kanan dipakai atau sedang bekerja maka bagian kiri disiapkan botol baru sebagai cadangan. Apabila tekanan di manometer sentral pada kondisi kurang lebih 2 Bar maka perlu dilakukan pengggantian bagian, misalnya dari bagian kiri habis  dipindah ke bagian kanan yang sudah siap caranya dengan membuka valve induk sebelah kanan dan menutup valve induk sebelah kiri untuk selanjutnya mengganti botol  sebelah kiri dengan botol isi yang baru. Demikian seterusnya sentral oksigen bekerja secara bergantian.


II. BOX VALVE DAN ALARM


Box Valve berfungsi sebagai pemisah aliran instalasi tiap lantai hal ini untuk mengantisipasi apabila ada kerusakan maka tidak mengganggu aktifitas di tiap lantai lain. Masing-masing box zone valve harus terdiri dari komponen yang menyertainya.Box valve baja dapat dipasang tunggal atau ganda dengan perpanjangan tabung, lensa alumunium dan jendela cabut yang dapat dipindahkan. Box valve harus dirancang dengan panjang dan lebar sesuai jumlah Valve lengkap dengan enamel yang dibakar pada ujungnya. Pada sisi yang berlawanan dari box, akhirnya dapat disetel menjadi 2 bagian yang bertujuan sebagai alat pendukung  pemasangan. Box Valve Baja harus  dapat  menampung  berbagi  sudut  dinding  yang ketebalannya antara 1mm  atau 1,5 mm serta harus sesuai. . Akses zone shut off valve harus dengan tarikan dari cincin rakitan untuk memindahkan jendela dari bingkai pintu. Jendela dapat diinstal ulang tanpa menggunakan alat akan tetapi hanya setelah pegangan valve telah dikembalikan pada posisi buka. Valve harus didesain dalam sistem 4 baut, berbadan perunggu, berpenutup ganda, berujung penuh, bertype bola menyatu dengan pengaman teflon (TFE) dan segel Viton, cincin kemas “O”, bola perunggu yang disegel langsung, bukti pemadaman batang, bertekanan sampai 2760 kPa (400 psig). Valve harus dioperasikan hanya oleh sebuah pengungkit dengan arah seperempat dari posisi buka penuh ke posisi tutup penuh. Semua valve harus dilengkapi dengan tipe “K”yang  telah dicuci dan dilumasi untuk perluasan pipa tembaga untuk kesesuaian panjang di bawah tepi Box. Masing-masing valve harus disupplai dengan mengidentifikasi gantungan pada baut  ke atas badan valve dengan tujuan agar diperbolehkan memasang label pada gas. Kemasan  label harus tersedia dalam masing-masing kotak valve dan diaplikasikan oleh pemasang. Pressure gauge akan terbaca pada 0-700 kPa (0-100 psig) untuk semua gas kecuali nitrogen yang akan terbaca pada 0-2000 kPa (0-300 psig) dan vacum yang akan terbaca pada -100-0 kPa (0-30” Hg). Bingkai pintu harus dirancang dari alumunium sehingga dapat dipasang di belakang box dengan skrup yang tersedia. Bagian depan yang mudah dipindahkan harus tersusun atas jendela transfaran dengan sebuah cincin tarik yang menjadi pusat jendela.

III. JARINGAN PIPA GAS MEDIS
Jaringan Pipa Gas Medis ini adalah suatu jaringan perpipaan yang dipasang pada rumah sakit, untuk memenuhi kebutuhan supply gas medis ke ruangan-ruangan yang dibutuhkan. Jaringan perpipaan gas medis ini menggunakan pipa tembaga atau pipa stainless steel dengan ketebalan sesuai standart.

Pipa yang dipakai untuk jaringan gas ini menggunakan bahan pipa dari pipa tembaga. Ukuran pipa yang dipasang disesuaikan menurut kebutuhan namun harus sesuai dengan standart keamanan yang diijinkan. seluruh distribusi sistem pemipaan gas medis menggunakan pipa tembaga yang memiliki standart khusus gas medis dianataranya ASTM – B 280, 819 Type “ L “. .     Fitting: seluruh fitting terbuat dari tembaga dengan standart type “ L “. Sistem pengelasan : semua sambungan pipa gas medis di sambung mengunakan pengelasan perak dengan Acytelin/Elpiji dan Oksigen.dan dikerjakan oleh tenaga yang sudah berpengalaman dibidang pengelasan tembaga. Jika tahap pengelasan sudah selesai harus dilakukan pembersihan instalasi pipa dengan udara tekan dan nitrogen yang dialirkan keseluruh instalasi pipa hingga kotoran dan sisa pengelasn tidak ada yang tertinggal di dalam instalasi..  Diameter pipa berukuran 11/2 ”, 11/4”, 1”, ¾”, ½”, 3/8”. Jaringan pipa instalasi gas medis  yang terpasang harus mampu menerima tekanan kerja yang dibutuh kan yaitu 1 ½ (satu setengah x tekanan kerja), dimana jaringan pipa ini bekerja pada tekanan lebih kurang 4 - 5 bar. Ketebalan dan kemampuan jaringan pipa juga harus sesuai standart pipa tembaga medical (standart Amerika, Jepang dll).
 Sistem pemasangan Jaringan Instalasi Gas Medis adalah sebagai berikut :
1.             Pipa Instalasi Gas Medis dipasang diatas plafon
2.             Pipa Instalasi Gas Medis dipasang dibawah plafon
3.             Pipa Instalasi Gas Medis dipasang di dalam dinding (ditanam di diniding dengan paralon pelindung)
4.             Pipa Instalasi Gas Medis dipasang di dalam wallduck (aluminium, kayu, dll)
5.             Pipa Instalasi Gas Medis dipasang dalam keadaan digantung di langit - langit.  
Pengetesan : setelah dilakukan pengelasan harus dilakukan pemeriksaan kebocoran setiap sambungan atau instalasi masing-masing gas dengan ketentuan test tekan 2 kali tekanan kerja selama 2 x 24 jam tanpa ada perubahan tekanan.
Dalam pemasangan jaringan pemipaan harus diperhatikan faktor kemudahan perawatan (maintenance) apabila terjadi kebocoran dalam system instalasi. Tekanan yang dipakai dalam Instalasi Gas medis :
            1.       Tekanan dalam sistem perpipaan   = 4 – 5 Bar
2.       Tekanan setting safety  valve          = 6 Bar (pada kondisi ini safety  valve bekerja)
3.       Tekanan setting alarm                = 1,5 – 2 Bar     (alarm berbunyi rentang waktu 30 menit penggantian botol)
4.       Tekanan maksimal outlet               = 6 Bar
5.       Tekanan maksimal Flowmeter        = 6 Bar

IV. OUTLET GAS MEDICAL
Outlet gas medical dapat dipasang di dinding, di bedhed (wallduck terbuat dari kayu, alumunium, dan lain-lain)  yang berfungsi sebagai titik penyambungan dengan perlengkapan outlet yang lain. Jenis Outlet diantanya Wall Outlet, Ceilling Outlet dll bekerja mengeluarkan gas medis apabila ada tekanan pada drat(bibir outlet bagian dalam) untuk kemudian outlet menyalurkan gas medis ke perlengkapan outlet yang digunakan pasien. 

Outlet bekerja pada tekanan gas yang sesuai dengan kebutuhan perlengkapan  outlet gas medis dengan tekanan maksimal 6 Bar.

V. PERLENGKAPAN OUTLET
Perlengkapan outlet adalah suatu alat atau peralatan yang dipasang pada outlet untuk menyalurkan Gas Medis untuk keperluan pasien maupun untuk keperluan alat-alat medis lain. Perlengkapan outlet antara lain :
1.       Flowmeter, berfungsi untuk mengatur kebutuhan gas pasien dan penunjuk tekanan.
2.       Humidifier, berfungsi untuk memberikan kelembaban gas yang akan dipakai pasien.
3.       Conector, berfungsi untuk penyambungan antara satu alat dengan alat lain
4.       Nasal Canula
5.      Mesin Anesthesi, mesin respirasi dan masih terdapat beberapa  alat-alat medis lain yang merupakan kelengkapan Outlet gas medis.



Semoga Bermanfaat ^_^


Untuk Informasi Obat

Jenis Hubungan Pada Belitan Transformator Tiga Phasa

Sebenarnya artikel ini adalah artikel dasar yang menarik untuk diulas kembali disini. Karena pembahasan tentang transformator 3 phasa yang umum dipakai diindustri atau sistem distribusi listrik PLN ini, banyak sekali terdapat cabang keilmuannya. Antara lain adalah tentang polaritasvektor grupname platesistem proteksi dan lainnya, yang apabila dibahas secara utuh akan lumayan memakan banyak waktu dan pikiran.

Khusus kali ini saya hanya akan membahas tentang jenis-jenis hubungan pada belitan transformator 3 phasa, yang terkadang membuat bingung bagi yang baru mempelajarinya.





Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sekunder Transformator, umumnya dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan hubungan zig zag.

1. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)

Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil,pada transformator tegangan tinggi



Gambar 6 Trafo Hubungan Bintang Bintang

2. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (Δ - Δ)

Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan.



Gambar 7 Trafo Hubungan Delta Delta

3. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - Δ)

Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).

Perbandingan tegangan jala- jala 1/√3 kalinperbandingan lilitan transformator. Tegangan sekunder tertinggal 300 dari tegangan primer.


 
Gambar 8 Trafo Hubungan Bintang Delta

4. Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)

Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan tegangansekunder mendahului sebesar 30° dari tegangan primernya.


 
Gambar 9 Trafo Hubungan Delta Bintang

5. Hubungan Zig Zag

Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zigzag.

Dalam hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara khusus (lihat gambar)


 
Gambar 10 Trafo Hubungan Zig Zag

Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya arah aliran arus didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan. Karena e1 tersambung secara berlawanan dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari kedua tegangan itu menjadi :

eZ1 = e1 – e2
eZ2 = e2 – e3
eZ3 = e3 – e1
eZ1 + eZ2 + eZ3 = 0 = 3 eb

Tegangan Titik Bintang
eb = 0
e1 = e/2
nilai tegangan fasa
ez =  e/2 √3
sedangkan tegangan jala jala
Ez = ez √3 = e/2 √3

6. Transformator Tiga Fasa dengan Dua Kumparan

Selain hubungan transforamator seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ada transformator tiga fasa dengan dua kumparan. Tiga jenis hubungan yang umum digunakan adalah :
  • V - V atau “ Open Δ “
  • “ Open Y - Open Δ “
  • Hubungan T – T

Hubungan Open Delta

Ini dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya menggunakan 2 buah trafo yang terhubung secara open delta. Hubungan open delta identik dengan hubungan delta delta tetapi salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini jarang digunakan karena load capacity nya hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

Sebagai contoh:


Jika dua buah trafo 50 kVA dihubungkan secara open delta, maka kapasitas terpasang yangseharusnya adalah 2 x 50 = 100 kVA. Namun, kenyatannya hanya dapat menghasilkan 86.6 kVA, sebelum akhirnya trafo mengalami overheat. Dan hubungan open delta ini umumnya digunakan dalam situasi yang darurat.


 
Gambar 11 Trafo Hubungan open Delta / V – V

Kekurangan Hubungan ini adalah :
  • Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira kira 86,6% dari faktor daya beban seimbang.
  • Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban bertambah.

Gambar 13 Trafo hubungan Open Y open Delta

Hubungan Open Y - Open Δ diperlihatkan padaGambar diatas, ada perbedaan dari hubungan V - V karena penghantar titik tengah pada sisi primer dihubungkan ke netral (ground). Hubungan ini bisa digunakan pada transformator distribusi.

Hubungan Scott atau T - T

Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua buah transformator (Kumparan). Satu dari transformator mempunyai “Centre Taps “ pada sisi primer dan sekundernya dan disebut “ Main Transformer“. Transformator yang lainnya mempunyai “0,866 Tap“ dan disebut “Teaser Transformer “. Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder “teaser Transformer” disatukan ke “ Centre Taps” dari “ main transformer “. “ Teaser Transformer” beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan tegangannya dan kumparan “ main transformer “ beroperasi pada Cos 30 ° = 0,866 p.f, yang ekuivalen dengan “ main transformer “ bekerja pada 86,6 % dari kemampuan daya semunya



 Gambar 12 Hubungan Scott atau T-T

Kesimpulannya adalah Transformator 3 fasa banyak di aplikasikan untuk menangani listrik dengan daya yang besar. Terdapat berbagai macam hubungan pada trafo tiga fasa yang dalam penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan rating tegangan yang akan dipikulnya.

Salah satu hubungan pada trafo tiga fasa yang sering di pakai adalah Hubungan Delta Bintang dan Bintang Delta, kedua jenis hubungan ini biasanya dipakai dalam sistem tenaga listrik khususnya pada bagian transmisi listrik untuk menaikkan tegangan (Δ-Y) dan menurunkan tegangan (Y - Δ ). Untuk suatu keadaan darurat, trafo hubung delta dapat dibuat menjadi open delta namun dengan kapasiatas hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

Semoga Bermanfaat

Postingan Populer